Bandara Baru Kulon Progo

05.06 0 Comments

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam melimpah, dari sabang sampai merauke berdiri diatas emas berkalung intan dan berlian, bermandikan minyak yang melimpah ruah, namun hal ini tidak sejalan dengan manusianya yang harus mati dilumbung padi, kelaparan dan kemiskinan menjadi tontonan menarik, atas kejahatan para penguasa yang dzalim, rakyatnya dipaksa merintih kesakitan, tubuh dijadikan sarang peluru para aparat, darah dan air mata membanjiri setiap sudut ruas jalan raya, ketika rakyat turun menyampaikan aspirasinya dijalan, penguasa mengarahkan ribuan aparat keamanan untuk merepresif rakyatnya sendiri, negri yang kaya menjadi halnya negri dalam cerita dongeng ataupun mitos, rakyat selalu menjadi korban atas tindak kejahatan penguasa, penindasan, penghisapan dan perampasan tanah rakyat semakin masif dan terstruktur, lagi-lagi rakyat dipaksa tunduk patuh terhadap keinginan pemerintahan yang otoritarianisme, oligarki, dan tirani.

Saat ini, kembali perampasan tanah model baru, tanah rakyat mau dirampas dengan alasan pembangunan nasional untuk kepentingan negara, dan saat rakyat tidak mau memberikan tanahnya, mereka harus di intimidasi, direpresif hingga kriminalisasi. Rakyat harus tau bahwa, saat penguasa memaksa untuk melakukan pematokan lahan bandara diatas tanah rakyat, maka saat itulah mereka mengajarkan pada rakyatnya tentang kejahatan, dengan demikian maka PERLAWANAN adalah hadiah istimewa untuk penguasa yang anti terhadap rakyatnya. Saat penguasa berpidato lantang tentang semangat nasionalisme dan patriotisme, pada saat yang bersamaan ratusan bahkan ribuan hektar lahan pertanian produktif diberikan untuk investor asing. Namun ketika rakyat bicara tentang tanah air, sejengkal tanah pun dipertahankan sampai mati dan tak mau diberikan untuk investor asing.

Masih kuat ingatan kami bahwa negara ini dibangun atas sebuah perjuangan yang merelakan tubuh berguguran tak bernyawa, hanya untuk mempertahankan tanah, namun lain cerita dengan kondisi yang terjadi saat ini, rakyat dipaksa oleh penguasa untuk melepaskan tanahnya untuk dijadikan lokasi pembangunan bandara baru yang menurut mereka hanya 627 hektar lahan, tapi bagi kami hal ini tidak mungkin, bahwa bandara internasional tidak hanya membutuhkan lahan yang sekecil itu, rakyat di takut-takuti sama hukum, di intimidasi dari aparat pemerintahan bahkan dari tim pemrakarsa. Hal ini tidak harus dibiarkan larut dalam perjuangan kita, sebab perjuangan kita berdasarkan atas hak untuk mempertahankan tanah air, dan harus menolak pembangunan yang itu merampas tanah pertanian produktif milik rakyat.


Bangunlah seluruh pemuda dan rakyat Indonesia, sudah pada waktunya rakyat kembali menagih janji para penguasa, dan kita bukanlah budak ditanah kita sendiri, mari bersama bersatu dalam perjuangan, janganlah pernah mundur, sebab mundur adalah sebuah penghianatan, kita harus berkata pada mereka tentang perjuangan kita bahwa jika kami dipaksa untuk pindah dari tanah kelahiran kami sendiri, dan kami dipaksa kemudian digusur, maka tidak ada ada kata yang paling pantas kami ucapkan selain kata LAWAN segala bentuk penindasan.











Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: